Pendahuluan
Pada Kesempatan Kali ini saya
akan membahas tentang Prototyping. Yang dimana didalamnya terdapat berbagai
macam jenis prototyping. Yaitu, Rapid Prototyping, Dimensi Prototyping, Terminology,
Metode Rapid Prototyping.
7. Mengenai Prototyping
A. Rapid Prototyping
B. Dimensi Prototyping
C. Terminology
D. Metode Rapid Prototyping
A.
Rapid Prototyping
Rapid Prototyping (RP) dapat didefinisikan sebagai
metode-metode yang digunakan untuk membuat model berskala (prototipe) dari
mulai bagian suatu produk (part) ataupun rakitan produk (assembly) secara cepat
dengan menggunakan data Computer Aided Design (CAD) tiga dimensi. Rapid
Prototyping memungkinkan visualisasi suatu gambar tiga dimensi menjadi benda
tiga dimensi asli yang mempunyai volume. Selain itu produk-produk rapid
prototyping juga dapat digunakan untuk menguji suatu part tertentu. Metode RP
pertama ditemukan pada tahun 1986 di California, USA yaitu dengan metode
Stereolithography. Setelah penemuan metode tersebut berkembanglah berbagai
metode lainnya yang memungkinkan pembuatan prototipe dapat dilakukan secara
cepat.
Saat
ini, pembuatan prototipe menjadi syarat tersendiri pada beberapa perusahaan
dalam upaya penyempurnaan produknya. Beberapa alasan mengapa rapid prototyping
sangat berguna dan diperlukan dalam dunia industri adalah:
1. Meningkatkan efektifitas
komunikasi di lingkungan industri atau dengan konsumen.
2. Mengurangi kesalahan-kesalahan
produksi yang mengakibatkan membengkaknya biaya produksi.
3. Mengurangi waktu pengembangan
produk.
4. Meminimalisasi
perubahan-perubahan mendasar.
5. Memperpanjang jangka pakai produk
misalnya dengan menambahkan beberapa komponen fitur atau mengurangi fitur-fitur
yang tidak diperlukan dalam desain.
Rapid
Prototyping mengurangi waktu pengembangan produk dengan memberikan
kesempatan-kesempatan untuk koreksi terlebih dahulu terhadap produk yang dibuat
(prototipe). Dengan menganalisa prototipe, insinyur dapat mengkoreksi beberapa
kesalahan atau ketidaksesuaian dalam desain ataupun memberikan
sentuhan-sentuhan engineering dalam penyempurnaan produknya. Saat ini tren yang
sedang berkembang dalam dunia industri adalah pengembangan variasi dari produk,
peningkatan kompleksitas produk, produk umur pakai pendek, dan usaha penurunan
biaya produksi dan waktu pengiriman. Rapid prototyping meningkatkan
pengembangan produk dengan memungkinkannya komunikasi yang lebih efektif dalam
lingkungan industri.
Beberapa metode Rapid Prototyping
yang berkembang saat ini adalah:
1.
Stereolithography (SLA)
2.
Selective Laser Sintering (SLS)
3.
Laminated Object Manufacturing (LOM)
4.
Fused Depsition Modelling (FDM)
5.
Solid Ground Curing (SGC)
B.
Dimensi Prototyping
Dimensi sebuah prototyping adalah
Sebagai berikut :
1. Representasi
Dari sebuah prototyping dapat
dipertanyakan apakah hasilnya nanti akan dipresentasikan dalam sebuah konteks
tekstual (kata-kata berbentuk narasi) atau dilengkapi dengan tampilan visual
setra diagram yang mendukung alur proses dari sebuah aplikasi.
2. Jangkauan
Prototyping dapat berupa tampilan
antar muka secara umum dan juga bisa dilengkapi dengan tampilan yang telah
dilengkapi dengan contoh perhitungan ataupun tampilan data.
3. Eksekutabilitas
Dalam dimensi ini, prototyping
dengan kategori kompleks dapat berupa sebuah contoh program “setengah jadi”
yang benar-benar dapat dieksekusi atau dijalankan, sehingga terbentuk sebuah
simulasi yang seakan-akan nyata bagi para pengguna.
4. Pematangan
Prototyping dapat melalui
tahap-tahap tertentu hingga mencapai sebuah tahap yang dianggap “matang”
sebelum memulai sebuah proses pembuatan.
- Revolusioner: mengganti yang lama.
- Evolusioner : terus melakukan
perubahan pada perancangan yang sebelumnya.
Tahapan-tahapan Prototyping
1. Pengumpulan
kebutuhan Pelanggan dan pengembang
bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat
lunak, mengidentifikasikan semua
kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2.Membangun
prototyping Membangun prototyping
dengan membuat perancangan sementara yang berfokus
pada penyajian kepada pelanggan
(misalnya dengan membuat input dan format output).
3.Evaluasi
protoptyping Evaluasi ini dilakukan
oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan
keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak
prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.
4.Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang
sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu
perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan.
Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian
arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem
yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Juka ya, langkah 7 dilakukan;
jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan
diterima pelanggan siap untuk digunakan. Keunggulan dan Kelemahan Prototyping.
C.
Terminologi Prototyping
1. Prototyping
Horisontal
Sangat
luas, mengerjakan atau menunjukkan sebagian besar interface, tapi tidak
mendalam.
2. Prototyping Vertikal
Lebih sedikit aspek atau fitur
dari interface yang disimulasikan, tetapi dilaksanakan dengan rincian
yang sangat baik.
3. Early Prototyping
(prototipe cepat)
D.
Metode Rapid Prototyping
Metoda
yang digunakan dalam pembuatan prototipe ini adalah metoda Layer Deposition
Manufacturing (LDM). Metoda ini dapat dilakukan secara presisi dengan
menggunakan mesin milling CNC atau dilakukan secara manual. Metoda manual ini
diperuntukkan bagi industri kecil yang belum memiliki peralatan mesin milling
CNC. Metoda ini digunakan untuk membuat produk atau prototipe dari gambar hasil
dari proses desain. Metoda ini relatif murah, mudah, memiliki ketelitian
geometri relatif tinggi, dan mampu digunakan untuk membuat produk yang memiliki
kompleksitas geometri yang rumit. Teknologi ini dapat diterapkan pada berbagai
jenis industri kerajinan seperti industri gerabah, gipsum, fiber, akrilik, dsb.
Selain itu, metoda ini dapat pula diterapkan untuk pembuatan berbagai bentuk
model. Teknologi rapid prototyping dapat diterapkan pada industri kerajinan
nasional, yaitu dengan menggunakan teknologi tersebut secara manual. Metoda
Layer Deposition Manufacturing merupakan salah satu metoda alternatif yang
dapat diterapkan. Model produk kerajinan yang memiliki kompleksitas geometri
cukup tinggi dapat dibuat dengan mudah dengan metoda LDM ini. Material produk
dapat digantikan dengan material lain seperti gipsum, tanah liat, resin, semen,
atau keramik, disesuaikan dengan industri kerajinan yang menggunakan. Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketelitian geometri model produk
hasil metoda LDM yaitu dengan meningkatkan ketelitian pembuatan pola, membuat
pemandu pada saat peletakkan pola, dan menyempurnakan teknik pengisian material
produk pada lubang cetak.
Kesimpulan :
Rapid
Prototyping (RP) dapat didefinisikan sebagai metode-metode yang digunakan untuk
membuat model berskala (prototipe) dari mulai bagian suatu produk (part)
ataupun rakitan produk (assembly) secara cepat dengan menggunakan data Computer
Aided Design (CAD) tiga dimensi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar