Pendahuluan
Pada Kesempatan Kali ini saya
akan membahas tentang evaluasi. Yang dimana
didalamnya terdapat Pengenalan Evaluasi Empiris, Perancangan Eksperimen,
Partisipasi, ERB, dan Etika, Teknik Pengumpulan Data.
10. Mengenai Evaluasi
A. Pengenalan
Evaluasi Empiris
B. Perancangan
Eksperimen
C. Partisipasi,
ERB, dan Etika
D. Teknik
Pengumpulan Data
A.
Pengenalan
Evaluasi Empiris
Evaluasi
Empiris yaitu melihat apa dan bagaimana konsep dan framework pelaksanaan
mitigasi bencana di provinsi dan kabupaten. Pendekatan empiris merupakan
pendekatan yang dapat digunakan untuk memperoleh data lapangan dan memetakan
strategi mitigasi bencana di beberapa tingkatan pemerintahan yang berlaku
selama ini. Hasil pemetaan ini juga akan menjadi dasar untuk memilah dan
menganalisa kegiatan mitigasi bencana di sejumlah departemen/lembaga dan
pemerintah daerah.
B.
Perancangan
Eksperimen
1). Between-Groups
(Randomized)
·
Masing-masing subyek diberikan
kondisi yang berbeda yakni kondisi eksperimen dan control.
·
Keuntungan perancangan ini adalah
setiap user menghasilkan satu kondisi.
·
Kerugiannya adalah dengan semakin
banyak jumlah subyek yang tersedia akan menyebabkan hasilnya akan berkurang dan
perbedaan antar setiap individu akan membuat bias hasil. Hal ini dapat diatasi
dengan memilih dengan hati-hati subyek yang dipilih dan menjamin setiap
kelompok di masyarakat terwakili.
2). Within-Groups
·
Setiap user akan menampilkan kondisi
yang berbeda.
·
Jumlah user yang tersedia lebih
sedikit.
·
Pengaruh dari subyek lebih sedikit.
C.
Partisipasi,
ERB, dan Etika
Implementasi
metode perancangan partisiparif (participatory design) dalam mencari kata perintah
dalam Bahasa Indonesia. Untuk studi ini, kami ambil perangkat lunak pengolah
kata (word processor) sebagai contoh kasus. Skripsi ini termasuk dalam rumpun
bidang Interaksi Manusia-Komputer (IMK) atau Human Computer Interaction (HCI).
Inti dari skripsi ini adalah merancang dan membuat sebuah perangkat lunak
sebagai implementasi dari metode perancangan partisipatif dalam mencari nama
kata perintah, serta melakukan uji coba (eksperimen). Perancangan perangkat
lunak tersebut didahului dengan studi pustaka tentang metode perancangan
partisipatif, persoalan penamaan (naming problems), serta topik-topik lain yang
mendukung. Perangkat lunak yang kami buat dinamakan Perangkat Lunak Pencarian
Nama Menggunakan Perancangan Partisipatif, atau disingkat PERAN-AKTIF.
PERAN-AKTIF adalah perangkat lunak prototipe, dikembangkan pada komputer Apple
Macintosh dengan menggunakan perangkat lunak HyperCard versi 2.1, Macromind
Director versi 3.00, serta Macromind Accelerator. PERAN-AKTIF memiliki dua
tahapan kerja, yaitu pembuatan nama (generate names) dan pengevaluasian nama
(evaluated names) oleh para r esponden yang dilibatkan. Terakhir PERAN-AKTIF
diujicobakan kepada empat kelas responden dengan mengambil penamaan pada
perangkat lunak pengolah kata sebagai contoh kasus. Dari Skripsi ini dapat
dilihat bahwa persoalan penamaan pada pembuatan perangkat lunak merupakan
sebuah persoalan yang kompleks.
ERD (Entity Relationship Diagram).
ERD
merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data
berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi.
ERD untuk memodelkan struktur data
dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan
simbol. Pada dasarnya ada tiga simbol yang digunakan, yaitu :
·
Entiti
Entiti merupakan objek yang mewakili
sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah,
1999: 30). Simbol dari entiti ini biasanya digambarkan dengan persegi panjang.
·
Atribut
Setiap entitas pasti mempunyai
elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik
dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat
mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili
oleh simbol elips.
·
Hubungan / Relasi
Hubungan antara sejumlah entitas
yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Relasi dapat digambarkan
sebagai berikut :
Relasi yang terjadi diantara dua
himpunan entitas (misalnya A dan B) dalam satu basis data yaitu :
1). Satu ke satu (One to one)
Hubungan relasi satu ke satu yaitu
setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu
entitas pada himpunan entitas B.
2). Satu ke banyak (One to many)
Setiap entitas pada himpunan entitas
A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi
setiap entitas pada entitas B dapat berhubungan dengan satu entitas pada
himpunan entitas A.
3). Banyak ke banyak (Many to many)
Setiap entitas pada himpunan entitas
A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B.
Etika Deskriptif
Etika
deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sbagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar
untuk mengambil keputusan tnatang prilaku atau siikap yang mau diambil. Etika
deskriptif merupakan penggambaran dan penelaahan secara utuh dan kritis tentang
tingkah laku moral manusia secara universal yang dapat kita temui sehari - hari
dalam kehidupan masyarakat. Cakupan analisanya berisikan sejumlah indikator -
indikator fakta actual yang terjadi secara apa adanya terhadap nilai dan
perilaku manusia dan merupakan suatu situasi dan realita budaya yang berkembang
di masyarakat. Hal hal yang berkaitan dengan adapt istiadat , kebiasaan
,anggapan – anggapan baik dan buruk tenggang sesuati hal,tindakan – tindakan
yang tidak boleh dilakukan dan boleh dilakukan oleh individu tertentu ; dalam
kebudayaan kebudayaan dan subkultur – subkultur tertentu yang terjadi dalam
suatu periode sejarah adalah merupakan kajian moralitas dalam Etika Deskriptif.
Telaah dalam Etika Deskriptif tidak memberikan interpretasi secara tajam dan
lugas, namun tidak melukiskan suatu fakta yang sedang terjadi dan berkembang
dalam suatu masyarakat tertentu. Etika Deskriptif hanya membahas dan memberikan
analisa penilaiannya atas kejadian tertentu.
Salah
satu contoh etika deskriptif adalah didalam mempelajari pendangan pandangan
moral terhadap kenyataan yang terjadi di Negara Uni Soviet yang selama ini kita
kenal sebagai Negara yang menganut faham komunis atau ateis dimana
masyarakatnya begitu permisif terhadap praktek – praktek pengguguran
kandungan,namun disisi lain tontonan yang bersifat pornografi mereka
memberlakukan aturan aturan secara ketat. Dalam contoh kasus tersebut kita
menjadi paham dan mengerti tentang realita perilaku moral yang terjadi di Uni
Soviet , tapi kita tidak memberikan masalah moral. Dalam situasi demikian ,
harus kita akui bahwa bagaimanapun manusia itu pada umumnya tahu akan adanya
baik dan buruk terhadap suatu hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan.
Pengetahuan tentang baik dan buruk dalam perilaku manusia, disebut kesadaran
etis atau kesadaran moral. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran
moral yang sudah timbul dan berkembang adalah ungkapan kata hati. Tindakan
(moril) manusia dalam situasi yang kongkrit tertentu berhubungan dengan kata
hati yang menilai tindakan itu atas baik dan buruknya. Kata hati merupakan
pengetrapan kesadaran moral tindakan etis yang tertentu dalam segala situasi.
Selain itu contoh etika deskriptif seperti masyarakat jawa yang mengajarkan
tatakrama kepada orang yang lebih tua.
Etika Normatif
Etika
normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai
dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.Dalam perbincangan dan diskusi
– diskusi yang acapkali ditampilkan dan diugkapakan di media masa baik cetak ,
elektronik maupun virtual, kaian Etika normative yang berkaitan dengan masalah
moral maerupakan topik bahasan yang paling menarik. Berbeda dengan etika deskriptif
yang bersifat penggambaran yang melukiskan sebuah peristiwa yang terjadi dan
berkembang di masyarakat. Para ahli etika normative dalam bahasannya tidak
bertindak sebagai penonton netral saja, tetapi yang bersangkutan melibatkan
diri dengan kajian penilaian tentang perilaku manusia. Penilaian baik dan buruk
mengenai tindakan individu atau kelompok masyarakat tertentu dalam etika
normatif selalu dikaitkan dengan norma – norma yang dapat menuntun manusia
untuk bertindak secara baik dan menghindarkan hal hal yang buruk sesuai dengan
kaidah dan norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. Dalam
pembahasan etika normative, seorang ahli memberikan suatu argumentasi
argumentasi yang mengemukakan latar belakang mengapa suatu perilaku dianggap
baik atau buruk sisertai analisis moral yang dianggap benar dan salah yang
bertumpu kepada norma – norma atau prinsip prinsip etis yang dapat
dipertanggungjawabkan baik secara keilmuan maupun empiris. Para hali memberikan
penilaian objektif yang mempertimbangkan seluruh situasi dari individu atau
kelompok masyarakat yang melakukan suatu tindakan didasari acuan – acuan yang
meliputi kondisi fisik, psikologi , pendidikan , budaya dan sebagainya. Nilai
Normatif adalah suatu hal yang preskretif (memerintahkan) , jadi merupakan
suatu hal – hal yang tidak dapat ditawar – tawar lagi karena memberlakukan
suatu kondisi perilaku individu atau kelompok masyarakat disadari oleh suatu
penilaian moral.
Kita
ketahui bahwa etika memberikan pegangan dan orientasi dalam menjalani kehidupan
kita di dunia ini. Artinya suatu tindakan manusia selalu mempunyai suatu tujuan
tertentu yang ingin dicapainya. Artinya ada arah dan sasaran dari tindakan atas
hidup yang dijalankan. Timbul pertanyaan : Apakah bobot moral atau baik
buruknya suatu indakan terletak pada nilai moral tindakan itu sendiri
ataukah terletak pada baik buruk serta besar kecilnya tujuan yang ingin dicapat
itu. Kemudian kita dihadapi denhgan realita kehidupan yang memberikan kepada
kita alternative pilihan untuk menyelamatkan keadaan , yang bisa menjadi
argumentasi moral tentang baik dan buruknya perbuatan tersebut. Disini kita
berhadapan dengan dua teori etika yang dikenal sebagai etika deontologi dan
etika teleology.
Contoh dari Etika Normatif. ada
etika yang bersifat individual seperti kejujuran ,disiplin diri,mengerjakan
tugas. Selain itu contoh etika normative adalah etika dalam berbisnis
Etika
Khusus
Etika
khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan
yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan
dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan,
yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun,
penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan
orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi
oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia
mengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar
yang ada dibaliknya.
Etika Pribadi
Menyangkut
kewajiban dan perilaku manusia terhadap diri sendiri untuk mencapai kesucian
kehidupan pribadi, kebersihan hati nurani dan yang berakhlak luhur. Perlu
diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan
satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan
sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.
Contoh
etika pribadi seperti seseorang yang berhasil dalam bidang usaha (wiraswasta)
dan menjadi sesseorang yang kaya raya (jutawan). Ia disibukan dengan usahanya
sehingga lupa akan dirinya untuk keperluan hal-hal yang tidak terpuji dimata
masyarakat (mabuk-mabukan, suka menggangu ketentraman keluarga, dan orang
lain). Dari segi usaha, memang ia berhasil memperkembangkan usahanya sehingga
ia menjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil (gagal) dalam mengembangkan etika
pribadinya.
Etika Sosial
Mengenai
kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan
nilai sopan santun, tata krama dan saling menghormati. Etika sosial menyangkut
hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan
(keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangana
dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan
hidup.
Dengan
demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau
terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling
aktual saat ini adalah sebagai berikut :
·
Sikap terhadap sesama
·
Etika keluarga
·
Etika profesi
·
Etika politik
·
Etika lingkungan
·
Etika idiologi
Contoh
etika sosial seperti seseorang pejabat pemerintah (negara) dipercaya untuk
mengelola keuangan negara. Uang milik negara berasal dari rakyat dan untuk
rakyat. Pejabbat tersebut ternyata melakukan penggelapan uang negara untuk
kepentingan diripribadinya, dan tidak dapat mempertanggung jawabkan uang yang
dipakainya itu kepada pemerintah. Perbuatan pejabat yang mempergunakan uang
rakyat untuk kepentingan diri pribadi tersebut, adalah perbuatan yang merusak
etika social.
D.
Teknik
Pengumpulan Data
Beberapa alat pengumpulan data yang
lazim dipakai:
- Focus Group Discussions
(FGD)
- Wawancara (Interview)
- Survei
- Kuesioner
- Data Sekunder (hasil riset,
sensus, berita media, laporan resmi, dll)
- Laporan Proyek/Staf
- Review/Assessment workshop/rapat
- Teknik PRA (mapping, matrix,venn
diagrams, ranking/scoring dll)
Pengumpulan dan analisis data
biasanya menyebutkan:
- Unit analisis dari data yang
akan dikumpulkan (individu, keluarga, organisasi, komunitas,
klinik-klinik,
dll).
- Kebutuhan pengelompokan data
(berdasarkan gender, kelompok etnik, lokasi).
- Prosedur pengelompokan
sampel dan populasi (random sampling, sampling terarah (memilih
berdasarkan
kehendak kita), rekomendasi dari tokoh masyarakat.
- Teknik-teknik atau perangkat
yang digunakan untuk mengambil data (angket terstruktur,
observasi
langsung, panduan wawancara terstruktur, perangkat untuk mengukur kualitas air,
dll).
- Waktu dan frekuensi
pengumpulan data.
- Bagaimana data akan
dianalisis (metode kuantitatif seperti tabulasi silang atau analisis regresi,
atau metode
kualitatif seperti analisis isi).
Kadang-kadang
Lingkup Kerja Evaluasi tidak menyebutkan strategi desain, juga tidak
mencantumkan rencana pengumpulan dan analisis data; tim evaluasi dipersilahkan
memilih sendiri tekniknya. Artinya, Lingkup Kerja Evaluasi tersebut disusun
secara luwes dan menyediakan ruang bagi tim evaluasi untuk melengkapinya dengan
metodologi evaluasi.
Kesimpulan :
Evaluasi
Empiris yaitu melihat apa dan bagaimana konsep dan framework pelaksanaan
mitigasi bencana di provinsi dan kabupaten. Pendekatan empiris merupakan
pendekatan yang dapat digunakan untuk memperoleh data lapangan dan memetakan
strategi mitigasi bencana di beberapa tingkatan pemerintahan yang berlaku
selama ini. Hasil pemetaan ini juga akan menjadi dasar untuk memilah dan
menganalisa kegiatan mitigasi bencana di sejumlah departemen/lembaga dan
pemerintah daerah.