Pada kesempatan kali ini
saya akan memjelaskan tentang apa itu analisa tugas?. Sumber dan pengindraan
Informasi?. Data Input/Output?. Tentang evaluasi dan kognitif!. Semoga dapat
berguna bagi para pembaca.
3. A. Jenis-jenis Analisa
Tugas?
B. Sumber dan Penggunaan Informasi?
C. Data 1/0?
D. Tentang evaluasi dan kognitif
(jenis-jenis)?
- 1. Analisa
Tugas
Analisa tugas : Proses menganalisa bagaimana manusia melaksanakan tugas
dengan sistem yang ada.
Metode untuk menganalisis pekerjaan orang :
·
Apa
yang orang kerjakan?
·
Dengan apa mereka
itu bekerja?
·
Apa yang harus
mereka ketahui?
2. Teknik (Pendekatan)
Untuk Analisa Tugas / Jenis-Jenis
·
Dekomposisi
tugas, memilah tugas ke sub-tugas beserta urutan pelaksanaannya.
·
Teknik
berbasis pengetahuan, melihat apa yang harus diketahui oleh user tentang objek
dan aksi yang terlibat dalam tugas dan bagaimana pengetahuan itu
diorganisasikan.
·
Analisa
berbasis relasi-entitas, pendekatan berbasis objek, dimana penekanannya pada
identifikasi aktor dan objek, relasi dan aksi yang dilakukan.
Analisa tugas
dikhususkan untuk mengenali kepentingan user. Beberapa aspek analisa tugas
sangat mirip dengan model kognitif berorientasi-goal. Analisa tugas cenderung
lebih melihat pada apa yang harus dilakukan oleh user sedangkan pada model
kognitif lebih melihat pada proses kognitif internal seseorang dalam melakukan pekerjaannya
(internal mental state), maka granularitasnya
biasanya lebih kecil dibandingkan
analisa tugas.
1.
Dekomposisi Tugas
Teknik analisa
tugas umumnya membuat dekomposisi tugas untuk mengekspresikan aksi yang harus
dilakukan, seperti pada contoh di atas. Salah satu pendekatan yang sering
digunakan adalah hierarchical task
analysis (HTA). Output HTA
adalah hirarki tugas dan sub-task dan juga
plans (rencana) yang
menggambarkan urutan dan kondisi (syarat) suatu sub-tugas dilaksanakan.
2. Analisa Berbasis
Pengetahuan
Dimulai dengan
mendaftar semua objek dan aksi yang terlibat dalam tugas dan kemudian membangun
taksonominya, mirip seperti apa yang dilakukan pada bidang biologi: hewan
termasuk dalam invertebrata dan vertebrata, hewan vertebrata adalah ikan,
burung, reptil, amphibi, atau mamalia, dan seterusnya Tujuannya untuk memahami
knowledge yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas.
3.
Entity-Relationship Based Techniques
Diadopsi dari
desain database. Dalam database, entitas yang dipilih untuk analisa adalah yang
diharapkan untuk direpresentasikan pada system komputer. Dalam analisa tugas,
jangkauan entitas tidak terbatas pada komputer entitas termasuk objek fisik,
aksi yang dilakukan dan manusia yang melaksanakannya. Objek juga dapat berbentuk
komposit dimana membentuk mengandung lebih dari satu objek. Seperti pada
pendekatan pengetahuan pusat analisa masalah objek dan aksi, tetapi
penekanannya pada hubungan antaranya, ketimbang ‘kemiripan ‘nya.
- Sumber Informasi dan Pengumpulan
Data
Analisis tugas
memungkinkan kita membuat suatu struktur data mengenai tugas, dan hasilnya akan
baik jika didukung oleh sumber data yang baik pula. Proses
analisis data tidak semata-mata mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan
data dan mempresentasikan hasil, namun kadangkala kita harus kembali melihat
sumber data tersebut dengan pertanyaan dan padangan baru. Pada prakteknya,
keterbatasan waktu dan biaya menyebabkan seorang analis berusaha mengumpulkan
data yang relevan secepat dan seekonomis mungkin. Bahkan jika dimungkinkan,
seorang analis harus dapat memaksimumkan penggunaan sumber informasi murah yang
sudah ada sebelum melakukan pengumpulan data yang memakan biaya.
Berikut ini adalah beberapa sumber informasi yang dapat diper gunakan untuk
membuat analisis tugas :
A. Dokumentasi
Sumber data yang
mudah didapat adalah dokumentasi yang telah ada di organisasi seperti buku
manual, buku instruksi, materi training dan lain sebagainya. Dokumen-dokumen
ini umumnya berfokus pada item tertentu dalam suatu peralatan atau software
komputer. Dokumen manual peralatan tertentu misalnya, mungkin hanya memberikan
informasi mengenai fungsi dari peralatan tersebut tidak bagaimana peralatan
tersebut digunakan dalam pengerjaan suatu tugas. Selain itu juga mungkin terdapat
dokumen peraturan perusahaan dan deskripsi tugas yang memberikan informasi
mengenai tugas tertentu dalam konteks yang lebih luas. Namun perlu
diperhatikan, dokumentasi jenis ini
hanya memberitahukan bagaimana seharusnya suatu pekerjaan dilakukan bukan bagaimana
sebenarnya seseorang melakukan pekerjaan tersebut.
B.Observasi
Observasi
langsung baik secara formal maupun informal perlu dilakukan jika seorang analis
ingin mengetahui kondisi dari pengerjaan tugas. Hasil observasi dan dokumentasi
yang ada dapat digunakan untuk analisis sebelum memutuskan untuk melakukan
pengumpulan data dengan tehnik lain yang memakan biaya. Observasi dapat
dilakukan di lapangan atau dalam sebuah laboratorium. Jika observasi dilakukan
di lapangan analis dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya dari proses
pengerjaan tugas. Sebaliknya, pada observasi yang dilakukan di labor atorium,
analis dapat dapat lebih mengendalikan lingkungan dan umumnya tersedia
fasilitas yang lebih baik. Observasi juga dapat dilakukan secara aktif dengan
memberikan pertanyaan atau secara pasif dengan hanya memperhatikan obyek ketika
sedang bekerja.
C.Wawancara
Bertanya pada
seorang yang ahli pada bidang tugas yang akan dianalisis seringnya merupakan
cara langsung yang cepat untuk mendapatkan informasi mengenai suatu tugas. Ahli
tersebut bisa saja si manager, supervisor, atau staf yang memang mengerjakan
tugas tersebut. Wawancara kepada ahli sebaiknya dilakukan setelah observasi.
Hasil observasi dapat direfleksikan dengan wawancara untuk mengetahui perilaku
atau kondisi yang diinginkan dan tidak diinginkan.
D. Analisis Awal
Setelah data
diperoleh dari beberapa sumber seperti buku manual, observasi maupun wawancara,
maka detail analisis dengan berbagai metode yang ada dapat mulai dilakukan.
Untuk tahap awal, dapat dilakukan dengan mendaftar obyek dan aksi dasar. Cara
mudah yang dapat ditempuh adalah dengan menelusuri dokumen-dokumen yang ada dan
mencari kata benda yang akan menjadi obyek, serta kata kerja yang akan menjadi
aksi. Namun hal ini tidaklah selamanya cukup. Tidak mudah mengenali
posisi obyek dan aksi tersebut dalam dokumen terutama untuk obyek atau aksi
yang dijelaskan secara implisit.
E. Pengurutan dan
Klasifikasi
Ada beberapa
tehnik untuk membuat klasifikasi dan pengurutan entri berdasarkan beberapa
atribut. Beberapa analis melakukan pengurutan dan klasifikasi sendiri, namun
ada juga yang dibantu oleh ahli berdasarkan bidang analisis. UIMS sebagai arsitektur
konseptual :
Isu utama adalah bagaimana
memisahkan antara semantic aplikasi dan interface yang tersedia bagi user.
Banyak argument yang baik untuk mendukung pemisahan ini, yaitu :
Portability : agar aplikasi yang
sama dapat digunakan di system yang berbeda maka membuat aplikasinya
sebaiknya terpisah dari interface device-dependent-nya.
Reusability : pemisahan meningkatkan
komponen untuk dapat digunakan kembali agar dapat mengurangi biaya.
Multiple interfaces : untuk
meningkatkan fleksibilitas aplikasi yang interaktif, beberapa interface
yang berbeda dibuat untuk mengakses fungsionalitas yang sama.
Customization : interface user
dapat dikustom oleh desainer dan user untuk meningkatkan keefektifan
tanpa mengubah aplikasi
- Komponen Input dan Output Data I / O
Dalam Analisis
tugas kita harus mempunyai dua macam cara/system untuk melakukan analisa,yaitu
:
- INPUT → Merupakan aktifitas pemberian data kepada komputer, dimana
data tersebut merupakan masukan bagi komputer.
- OUTPUT → Keluaran, hasil dari suatu proses, baik berupa data maupun
berbentuk informasi.
1.
Unit
Input(Input Device)
Input
Device atau perangkat input atau alat masukan adalah perangkat/ media untuk
memasukkan data dari luar ke dalam suatu memori dan processor untuk diolah guna
menghasilkan informasi yang diperlukan. Input devices atau unit masukan yang
umumnya digunakan personal computer (PC) adalah keyboard dan mouse, keyboard
dan mouse adalah unit yang menghubungkan user(pengguna) dengan computer. Data
yang dimasukkan ke dalam system computer dapat berbentuk signal input dan
maintenance input. Sign input berbentuk data yang dimasukkan ke dalam system
computer, sedangkan maintenance input terbentuk program yang digunakan untuk
mengolah datayang dimasukkan. Jadi input device selain digunakan untuk
memasukkan data dapat pula digunakan untuk memasukkan program.
Berdasarkan sifatnya, peralatan input ini terdiri dari
beberapa macam- macam piranti input, yaitu:
a.Keyboard
Keyboard merupakan unit input yang paling penting dalam suatu pengolahan data
dengan computer. Keyboard dapat berfungsi memasukkan huruf, angka, karakter
khusus serta sebagai media bagi user untuk melakukan perintah- perintah lainnya
yang diperluka, seperti menyimpan file dan membuka file.
Tombol- tombol suatu keyboard umunya dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian:
·
Typewriter key (berfungsi sama
seperti mesin ketik. Contoh: tombol tabs, caps lock, enter, dll)
·
Numeric key (berfungsi untuk
menuliskan angka)
·
Function key (fungsinya berbeda-beda
seperti F1 untuk menampilkan menu help, dll)
·
Special key (termasuk tombol Ctrl,
Alt, Shift dengan tombol lain. Contoh: Ctrl+C untuk copy)
b.Mouse
Mouse
digunakan untuk mengatur perpindahan kursor, member perintah secara praktisi,
Setiap kita menggerakkan mouse di layar monitor selalu tampak sebuah
pointer(penunjuk mouse) yang ikut bergerak. Arah gerak pointer di monitor
selalu sesuai dengan aarah gerakkan mouse, sedangkan bentuk tampilan ponter di
monitor selain tergantung objek yang ditunjukkan de layar juga tergantung
setting yang kita tentukan.
c. Scanner
Scanner
merupakan alat yang dapat digunakkan untuk: mengcopy teks dari buku, majalah,
Koran, atau lainnya ke dalam computer, biasanya dalam program Microsoft Word,
sehingga kita tidak perlu mengetikkan kata demi kata.
Bar Code Readerdipergunakan di
swalayan untuk membaca label data barang yang dicetak dalam bentuk font
karakter. Font yang ada di barang biasanya mempunyai 10 digit, 5 digit identik
pabrik dan 5 digit kode barang.
Masih banyak perangkat input yang ada seperti Joystik, touch screen, light pen
dan lain- lain. Semakin manusia menambah temuan dari tahun ke tahun makin
banyak perangkat input yang dibuat.
2. Unit Output(output device)
Perangkat output atau output
devices adalah alat yang digunakan untuk menampikan informasi dari
computer. Peralatan yang sering digunalkan adalah monitor, printer, dan
speaker.
a. Monitor
Monitor
merupakan alat untuk menampilkan hasil pengetikkan data lewat keyboard dan
hasil pemrosesan data. Informasi atau tulisan yang terlihat pada layar monitor
dinamakan soft copy.
b. Printer
Merupakan
alat untuk mencetak informasi pada kertas. Informasi atau segala sesuatu yang
telah dicetak di kertas dinamakan hard
copy.
c. Speaker
Merupakan
alat untuk mengeluarkan suara. Speaker biasanya dipakai pada computer yang
menggunakan system operasi berbasis windows atau multimedia.
D. Pengertian Ranah Penilaian Kognitif,
Ciri-ciri, dan Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Kognitif
a. Pengertian Ranah Penilaian Kognitif
Ranah kognitif adalah
ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir,
mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam
jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
·
Pengetahuan/hafalan/ingatan
(knowledge)
Adalah kemampuan
seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang
nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan
untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir
yang paling rendah.
Salah satu contoh hasil belajar
kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-‘Ashar,
menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu
materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam
di sekolah.
·
Pemahaman
(comprehension)
Adalah kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan
dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih
rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman
merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan
atau hafalan.
Salah satu contoh
hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik
atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-‘Ashar secara lancar dan jelas.
·
Penerapan
(application)
Adalah
kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara
ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan
sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah
merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh
hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu
memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam
kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
·
Analisis
(analysis)
Adalah kemampuan
seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut
bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta
didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari
di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
·
Sintesis
(syntesis)
Adalah kemampuan
berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau
bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi
daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang
sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya
kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
·
Penilaian/penghargaan/evaluasi
(evaluation)
Adalah merupakan
jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.
Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang
dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang
terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Salah satu contoh
hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta didik mampu
menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang
berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau akibat-akibat negatif yang
akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada
akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kwdisiplinan merupakan
perintah Allah SWT yang waji dilaksanakan dalam sehari-hari.
Keenam
jenjang berpikir ranah kognitif bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih),
dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya.
Overlap di antara enam jenjang beerfikir.
·
Penilaian (Evaluation)
·
Sintesis (Syntesis)
·
Analisis (Analysis)
·
Penerapan (Aplikation)
·
Pemahaman (Comprehensi)
·
Pengetahuan (Knowledge)
Tujuan
aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang
mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
b. Ciri-ciri Ranah Penilaian Kognitif
Aspek kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami,
menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi.
Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980), kemampuan kognitif adalah kemampuan
berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
Pada tingkat pengetahuan,
peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat
pemahaman peserta didik dituntut juntuk menyatakan masalah dengan kata-katanya
sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi,
peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru.
Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk untuk menguraikan informasi
ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta
menemukan hubungan sebab—akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut
untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan
mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik
mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang
termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.
Tujuan aspek kognitif
berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang
lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan demikian aspek
kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang
sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi
yaitu evaluasi. Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar
yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut yaitu:
a.
Tingkat
pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu
mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya
fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagianya.
b.
Tingkat
pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan
dengan kemampuan untuk menjelaskan
pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada
tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang
telah didengar dengan kata-kata sendiri.
c.
Tingkat
penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan
atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru,
serta memecahlcan berbagai masalah yang timbuldalam kehidupan sehari-hari.
d.
Tingkat analisis
(analysis), analisis merupakan kemampuan
mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu
fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap
komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat
ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan
dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau
prosedur yang telah dipelajari.
e.
Tingkat sintesis
(synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola
baru yang lebih menyeluruh.
f.
Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level
tertinggi yang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan
tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan
kriteria tertentu.
Apabila melihat
kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada umumnya
baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan,
pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan
evaluasi jarang sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan
secara merata dan terus-menerus maka hasil pendidikan akan lebih baik.
c. Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Kognitif
Apabila melihat kenyataan
yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada umumnya baru
menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan,
pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan
evaluasi jarang sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan
secara merata dan terus-menerus maka hasil pendidikan akan lebih baik.
Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis.
Bentuk tes kognitif
diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan ganda, (3)
uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban atau
isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.
Cakupan yang diukur dalam ranah
Kognitif adalah:
a. Ingatan yaitu kemampuan seseorang untuk
mengingat. Ditandai dengan kemampuan menyebutkan simbol, istilah, definisi,
fakta, aturan, urutan, metode.
b.
Pemahaman yaitu
kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal. Ditandai dengan
kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan,
menginterprestasikan.
c.
Penerapan ,
yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring & menerapkan dengan tepat tentang
teori, prinsip, simbol pada situasi baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan
menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan,
menerapkan, mengklasifikasikan, mengubah struktur.
d.
Analisis ,
Kemampuan berfikir secara logis dalam meninjau suatu fakta/ objek menjadi lebih
rinci. Ditandai dengan kemampuan membandingkan, menganalisis, menemukan,
mengalokasikan, membedakan, mengkategorikan.
e.
Sintesis ,
Kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep secara logis sehingga menjadi
suatu pola yang baru. Ditandai dengan kemampuan mensintesiskan, menyimpulkan,
menghasilkan, mengembangkan, menghubungkan, mengkhususkan.
f.
Evaluasi ,
Kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap sustu situasi,
sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan menggunakan tolak ukur
tertentu sebagai patokan. Ditandai dengan kemampuan menilai, menafsirkan,
mempertimbangkan dan menentukan.
Contohnya siswa dibina kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring
kubus. Namun, untuk dapat melukis jaring-jaring kubus setidaknya diperlukan
pengetahuan (kognitif) tentang bentuk-bentuk jaring kubus dan cara-cara melukis
garis-garis tegak lurus.
Kesimpulan :
Dapat saya ambil kesimpulan bahwa teknik Analisa Tugas
memang sangat diperlukan untuk mengetahui Proses
menganalisa bagaimana manusia melaksanakan tugas dengan sistem yang ada. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan sesuai bidangnya
masing-masing.
Semoga bermanfaat.
Sumber :